Cipto menyebutkan, beberapa elemen lokal yang dimaksud seperti setting tempatnya yang berada di metropolitan Indonesia. Lalu ada sejumlah kata di dalam permainan yang memakai Bahasa Indonesia, seperti salah satu contohnya, yakni ‘Darurat’.
Diketahui kalau sebelumnya Akarmaut: Rootmare dikembangkan dengan nama kode Project Dead. Nah sekarang proyek ini sepenuhnya beralih di bawah arahan kreatif Agate.
“Sejak dulu Agate yang buat mas, bekerja sama dengan Pqube. Sekarang full di Agate,” ungkap Cipto.
Game ini menjanjikan pengalaman mencekam dengan kombinasi unik antara elemen horor dan penceritaan yang imersif. Berlatar tempat di sebuah kota metropolitan Indonesia, Akarmaut: Rootmare membawa empat mahasiswa ke dalam situasi yang sangat menyeramkan.
Dikisahkan rumah sakit kampus mereka berubah menjadi labirin. Masalahnya bukan cuma itu, banyak monster hibrida tumbuhan-zombie. Pemain harus menjelajahi lingkungan berbahaya ini sembari menguak misteri di balik wabah yang terjadi.
Saat ini Akarmaut: Rootmare sudah masuk ke wishlist Steam. Namun belum diketahui kapan tanggal rilisnya. Cipto masih belum bisa membeberkannya.
“Belum tahu mas, tergantung situasi nanti dan strategi pemasaran ya,” pungkas Cipto.
Agate mengumumkan akan meluncurkan karya terbarunya berjudul Akarmaut: Romare. Mereka menyebutkan, game ini terinspirasi dari game survival horor kepunyaan Capcom.